Mendukung kupu-kupu di perkebunan kelapa sawit milik petani kecil

Posting blog ini juga tersedia dalam bahasa Melayu di sini dan bahasa Inggris di sini.

Martina Harianja membahas penelitian terbaru tentang kumpulan kupu-kupu yang merinci bagaimana, bersama rekan-rekannya, mereka mencatat lebih dari 1200 kupu-kupu di 27 perkebunan kelapa sawit yang berbeda. Temuan menunjukkan bahwa peremajaan kelapa sawit dan pilihan mono atau polikultur memiliki efek yang relatif kecil pada kupu-kupu. Namun, manajemen untuk fitur spesifik di perkebunan dapat menguntungkan kumpulan kupu-kupu.

Sekitar 40% perkebunan kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia dikelola oleh petani kecil. Oleh karena itu, mengidentifikasi praktik pengelolaan yang mendukung keanekaragaman hayati lokal dalam perkebunan petani kecil dapat meningkatkan konservasi satwa liar dalam sistem kelapa sawit secara signifikan.

Perkebunan polikultur kelapa sawit petani kecil di Banting, Selangor, Malaysia © Martina Harianja

Menjadi salah satu sumber utama minyak nabati di seluruh dunia, kelapa sawit telah berkembang pesat dengan mengorbankan hutan hujan di banyak wilayah tropis. Penelitian menunjukkan bahwa keputusan pengelolaan dapat berdampak signifikan terhadap keanekaragaman hayati lokal di dalam perkebunan kelapa sawit (Luke et al., 2020), sehingga dapat mendorong pengembangan produksi minyak kelapa sawit yang lebih berkelanjutan.

Berbeda dengan perkebunan skala industri, cara petani kecil mengelola lahan pertaniannya sangat bervariasi, bahkan meskipun berlokasi di wilayah yang sama. Pendekatan yang berbeda-beda tersebut mencakup perbedaan dalam pengelolaan vegetasi lantai, pemilihan tanaman (monokultur vs polikultur), serta keputusan terkait penanaman kembali. Keputusan yang diambil mengenai seluruh aspek pengelolaan ini dapat mempengaruhi satwa liar di dalam dan sekitar perkebunan. Hal ini karena tumbuhan liar dan tanaman yang dibudidayakan dapat digunakan sebagai sumber makanan, sarang, atau tempat berlindung bagi berbagai spesies.

Kupu-kupu Cincin (Ypthima sp.) yang berjemur (sisi kiri) dan kupu-kupu Tit Gelap (Hypolycaena thecloides) yang sedang menghisap nektar (sisi kanan); keduanya memanfaatkan vegetasi lantai di dalam perkebunan kelapa sawit petani kecil. Lokasi kedua foto: Banting, Selangor, Malaysia © Amir Hadi dan Jake Stone

Selain itu, penanaman kembali mempengaruhi kondisi iklim mikro di perkebunan kelapa sawit, dengan kanopi yang lebih terbuka sering kali mengurangi keanekaragaman atau komposisi satwa liar setempat (Luskin & Potts, 2011; Pashkevich et al., 2021). Meskipun terdapat penelitian ekologi di perkebunan petani kecil, termasuk penelitian yang mengkaji dampak terhadap kupu-kupu, belum ada penelitian yang menyelidiki dampak keputusan pengelolaan secara keseluruhan terhadap populasi kupu-kupu.

Studi kami

Studi kami (Harianja et al., 2024) menyelidiki dampak keputusan pengelolaan fundamental, khususnya keputusan untuk melakukan penanaman kembali serta keputusan penanaman kembali dengan kelapa sawit monokultur atau polikultur, pada perkebunan kelapa sawit petani kecil di Banting, Selangor, Malaysia. Kami membandingkan kelimpahan, kekayaan spesies, dan komposisi komunitas kupu-kupu antar tipe pengelolaan (monokultur dewasa, monokultur muda, dan polikultur muda).

Ringkasan penelitian © Harianja et al, 2024

Kami menemukan bahwa struktur dan kompleksitas habitat berbeda-beda di setiap keputusan pengelolaan (monokultur dewasa, monokultur muda, dan polikultur muda), namun banyak variabel lingkungan yang tumpang tindih antar jenis keputusan. Untuk populasi kupu-kupu, kami tidak menemukan perbedaan signifikan dalam hal kekayaan spesies, kepadatan, atau komposisi kumpulan antar keputusan pengelolaan. Namun, perubahan kondisi lingkungan setempat, seperti peningkatan tutupan vegetasi lantai, berkaitan dengan tingginya jumlah kupu-kupu.

Kesimpulannya, meskipun penanaman kembali kelapa sawit dan pilihan untuk menanamnya secara monokultur atau polikultur mempunyai dampak yang relatif kecil terhadap kupu-kupu, pengelolaan kebun pada skala lokal, seperti membiarkan vegetasi lantai tumbuh, dapat memberikan manfaat bagi kupu-kupu di dalam dan sekitar perkebunan.

Baca artikel lengkap “Bagaimana keputusan manajemen berdampak pada kumpulan kupu-kupu di perkebunan kelapa sawit kecil di Semenanjung Malaysia?” di Journal of Applied Ecology.

2 thoughts on “Mendukung kupu-kupu di perkebunan kelapa sawit milik petani kecil

Leave a comment